Kapal di atas rumah, bukti dahsyatnya tsunami Aceh 2004
Merdeka.com - Gempa dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004 banyak meninggalkan cerita unik dan mendalam saat pasca-kejadian. Salah satunya kapal di atas rumah.
Kapal tersebut tersangkut di perumahan penduduk di kawasan Gampong Lampulo, Kecamatan Kuta Alam di atas rumah keluarga Pak Misbah dan Ibu Abasiah. Padahal sebelum musibah besar terjadi kapal ini berada pada sungai Kr. Aceh.
Selain itu, Kapal ini menjadi bukti penting betapa dahsyatnya musibah tsunami tersebut. Berkat kapal ini, 59 orang terselamatkan pada kejadian itu.
Pantauan merdeka.com, Minggu (15/4) kondisi di tempat itu bagian bawahnya sudah diberi besi penyangga. Fungsinya adalah untuk menahan bobot kapal yang memiliki panjang 25 m lebar 5,5 m dan berat 20 ton.
Menurut cerita, saat itu Hasru Yulian bersama Saiful Bahri selaku pengurus kapal sedang bersiap siap untuk pada hari Minggu 26 Desember 2004 untuk menurunkan kapal kembali ke sungai setelah dilakukan perbaikan.
Zulfikar, selaku pemilik kapal setelah menerima laporan dari adik iparnya sekaligus pengurus kapal mengarahkan kapalnya untuk dibawa ke Lhoknga untuk diisi pukat.
Namun Tuhan berkehendak lain, musibah gempa dan tsunami telah membawa kapal ini terdampar sejauh 1 km dari tempat docking-nya ke permukiman pendududuk.
Konon, setelah mereka yang berkesempatan naik ke dalam kapal tersebut tidak melihat bahwa ketika air sudah mulai agak surut dibawah kapal ada buaya yang lumayan besar.
Adapun penataan situs tsunami kapal di atas rumah lampulo ini diprakarsai oleh Kementrian ESDM.
No comments:
Post a Comment