Kenapa Jonathan Cristie tidak diturunkan dalam laga final?
Atlet bulutangkis Indonesia, Ihsan Maulana
VIVA.co.id – Teka-teki
kekalahan 2-3 tim Indonesia oleh Denmark di laga final Piala Thomas
2016 akhir pekan lalu rupanya masih terus menyisakan tanda tanya.
Skuat Merah Putih yang menyandang status sebagai juara Asia dan tampil
perkasa sepanjang fase penyisihan grup, secara mengejutkan harus takluk
di tangan Viktor Axelsen cs di arena Kunshan Sport Center, China.
Salah satu yang sangat menjadi sorotan dan timbul banyak pertanyaan
adalah mengapa tim Indonesia tidak menurunkan Jonatan Christie pada
partai ketiga (tunggal kedua) untuk melawan Jan O Jorgensen dan lebih
memilih menurunkan Anthony Ginting yang peringkatnya di bawah Jonatan.
Selain itu, Jonatan juga kerap dianggap lebih ideal dan cukup punya pengalaman bila berhadapan dengan Jorgensen, meskipun hasilnya pada ajang Indonesia Open tahun lalu itu pemain yang akrab disapa Jojo tersebut belum mampu mengalahkan Jorgensen yang tampil sebagai juara.
Manajer tim Piala Thomas-Uber Indonesia, Rexy Mainaky akhir buka suara terkait perdebatan tersebut.
"Sakali lagi saya tegaskan, awalnya saya sudah bilang agar menurunkan Jonatan (Christie) untuk tunggal kedua sesuai urutan ranking tim. Namun, tim pelatih rupanya sudah bertanya kepada atlet itu sendiri bagaimana jika mereka akan bertemu dengan lawan ini atau lawan yang itu," ungkap Rexy, yang ditemui VIVA.co.id setibanya di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Senin petang 23 Mei 2016.
"Jadi ini bukan dari kemauan kita (tim pelatih dan manajemen) yang tidak menurunkan Jonatan di tunggal kedua untuk menantang Jorgensen," ujar pria yang juga pernah melatih di Filipina dan Malaysia itu.
Mantan pasangan duet Ricky Soebagja ini pun merasa bahwa keputusan untuk menurunkan Anthony tidaklah salah, sebab pemain tersebut juga sudah menunjukan penampilan terbaiknya.
"Dari situ diambil kesimpulan bahwa kita tidak mungkin menurunkan pemain sudah merasa benar-benar dirinya tidak cocok jika berhadapan dengan calon lawannya sendiri," jelas Rexy.
Indonesia akhirnya harus merelakan gelar juara Piala Thomas jatuh ketangan Denmark usai tunduk 2-3 di laga final, Minggu 22 Mei 2016.
Selain itu, Jonatan juga kerap dianggap lebih ideal dan cukup punya pengalaman bila berhadapan dengan Jorgensen, meskipun hasilnya pada ajang Indonesia Open tahun lalu itu pemain yang akrab disapa Jojo tersebut belum mampu mengalahkan Jorgensen yang tampil sebagai juara.
Manajer tim Piala Thomas-Uber Indonesia, Rexy Mainaky akhir buka suara terkait perdebatan tersebut.
"Sakali lagi saya tegaskan, awalnya saya sudah bilang agar menurunkan Jonatan (Christie) untuk tunggal kedua sesuai urutan ranking tim. Namun, tim pelatih rupanya sudah bertanya kepada atlet itu sendiri bagaimana jika mereka akan bertemu dengan lawan ini atau lawan yang itu," ungkap Rexy, yang ditemui VIVA.co.id setibanya di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Senin petang 23 Mei 2016.
"Jadi ini bukan dari kemauan kita (tim pelatih dan manajemen) yang tidak menurunkan Jonatan di tunggal kedua untuk menantang Jorgensen," ujar pria yang juga pernah melatih di Filipina dan Malaysia itu.
Mantan pasangan duet Ricky Soebagja ini pun merasa bahwa keputusan untuk menurunkan Anthony tidaklah salah, sebab pemain tersebut juga sudah menunjukan penampilan terbaiknya.
"Dari situ diambil kesimpulan bahwa kita tidak mungkin menurunkan pemain sudah merasa benar-benar dirinya tidak cocok jika berhadapan dengan calon lawannya sendiri," jelas Rexy.
Indonesia akhirnya harus merelakan gelar juara Piala Thomas jatuh ketangan Denmark usai tunduk 2-3 di laga final, Minggu 22 Mei 2016.
No comments:
Post a Comment