Egyptair. thepearlguide.co.ug
Sebuah batu meteor dengan berat sekitar 10 ribu ton menembus atmosfer bumi Selasa pekan lalu dengan kecepatan 67 ribu kilometer per jam.
Saat memasuki atmosfer, metero tersebut terpecah menjadi puluhan ribu pecahan dan yang terbesar mendarat di Argentina.
Masing-masing pecahan kecil ini yang ditaksir memiliki ukuran diameter antara 5 dan 60 cm dan jatuh dengan kecepatan yang lebih rendah diperkirakan jatuh di wilayah antara Greenland dam Australia sekitar hari Rabu dan Jumat.
Tapi, sebagian besar dari pecahan tersebut diperkirakan jatuh di wilayah Timur Tengah dan belakangan muncul teori mengenai kemungkinan pecahan batu meteor itu sebagai penyebab jatuhnya pesawat EgyptAir.
Pesawat tersebut jatuh di Laut Mediterania pada Kamis dini hari sekitar 20 menit sebelum dijadwalkan mendarat di Bandara Kairo.
Ke-66 pesawat yang terbang dari Paris tewas dalam tragedi tersebut.
Rusia merupakan negara pertama yang mengeluarkan peringatan mengenai meteor yang memasuki atmosfer bumi dan menekankan risikonya terhadap penerbangan.
Sebuah surat peringatan bahwa dikirimkan kepada komandan sistem persenjataan anti-pesawat yang dipasang di Suriah dengan menyebutkan bahwa pecahan batu meteor tersebut berpotensi memicu sistem alarm persenjataan itu.
MeteoR tersebut dideteksi oleh Okno, sebuah stasiun pengawasan ruang angkasa Rusia yang terletak di Tajikistan.
Jalur jatuhnya meteor tersebut kemudian diprediksi oleh satelit Kanopus.
Sebuah mobil polisi di New York bahkan berhasil merekam adanya bola api yang meluncur dari langit.
No comments:
Post a Comment