Kopi aceh terkenal, baik di dalam maupun luar negeri. Kopi Gayo misalnya, kopi yang berasal dari dataran tinggi Gayo ini sudah lama disukai oleh orang Eropa, di Belanda sudah terbentuk komonitas penggembar kopi gayo ini. Harganya cukup tinggi. Bagaimana masyarakat Aceh menikmati kopi yang terkenal itu?. Hampir seluruh masyarakat Aceh minum kopi walaupun belum sebagai penikmatnya. Mereka masih menggunakan gelas yang besar, dibubuhi gula dan sering diseduh ulang.Pak Surip sebagai ahli kopi, bahwa” minum kopi yang demikian baru sebatas peminum kopi, sedangkan penikmat kopi meminum kopi pada gelas kecil, kental dan tidak dicampur dengan gula”. Terdapat kopi tarik ala aceh, kental, hitam, diseduh dengan saringan kain tipis, makin ke tetesan terakhir, cairan kopi yang dihasilkannya makin kental. “Mangat that” kata salah seorang pengunjung kedai kopi di Peureulak Aceh Timur.Secangkir kopi dapat dinikmati dengan makanan ringan seperti pulut bakar, bingkang dan goreng pisang. Namun racikan kopi Aceh yang menjadi ciri khas setiap kedai kopi di Aceh mulai mendapat saingan dari kopi-kopi racikan pabrik dalam bungkus-bungkus kecil, tri and one yang siap seduh. Sanggupkah racikan kopi Aceh tersebut bertahan.Nanggro Aceh Darussalam merupakan daerah sentra penghasil kopi nasional. Jenis kopi yang banyak ditanam masyarakat sesuai dengan lingkungannya, di dataran tinggi seperti Gayo kabupaten Takengon dominan dengan jenis kopi arabika, di dataran rendah seperti di Kabupaten Aceh Timur dominan ditanam dengan jenis kopi robusta. Walaupun demikian tanaman kopi rakyat jarang ditanami dengan satu jenis kopi, bercampur antara jenis arabika dengan robusta, atau bercampur antar klon yang satu dengan lainnya.Percampuran secara alami ini menghasilkan kopi yang sangat khas, spesial dan berbeda dengan daerah lain. Kopi-kopi spesiality berdasarkan indiskasi geografis ini banyak digemari konsumen. Kopi gayo, kopi toraja dan kopi ginta mani adalah contoh-contoh kopi spesiality berdasarkan indikasi geografis yang sudah terkenal dan dipatenkan. Kopi gayo sangat terkenal di Eropah, di Belanda sudah lama terbentuk komonitas penggemar kopi gayo ini. Malah paten kopi gayo dimiliki oleh orang Belanda, ironis memang tetapi terjadi. Masyarakat Gayo terus berjuang untuk mendapatkan kembali nama tersebut, karena gayo adalah nama kampung halaman mereka bukan milik orang lain.Minum kopi bagi masyarakat Aceh sudah membudaya. Hampir disemua tempat baik pasar tradisional maupun moderen terdapat kedai kopi dengan pengunjung yang tidak pernah berhenti. Kedai kopi akan lebih ramai lagi bila siaran pertandingan sepak bola di televisi, acara nonton bareng di kedai kopi menjadi acara fovorit yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Kedai kopi juga ramai dikunjungi pada pagi hari.
Kedai kopi di pagi
hari bukan sekedar minum kopi, tetapi merupakan juga ajang silaturahim
antar warga. Semua cerita akn terkuak di tempat ini tidak terkecuali
pembicaraan politik. Bagi politisi di Aceh, media kedai kopi digunakan
juga untuk kampanye. Namun minum
kopi di pagi hari tersebut terkesan membuang-buang waktu kerja. Walaupun
demikian kedai kopi terus berlanjut sampai tengah malam, yang berbeda
adalah teman minum kopinya. Kalua pagi dengan pulut bakar, bingkang atau
goreng pisang (gambar 3), sedangkan malam diselingi oleh nasi goreng
dengan daging bebek.
Bila bongkahan tersebut diseduh dengan air panas dalam mangkok besar, aroma kopi asli akan merebak. Seduhan kopi tersebut disaring dengan kain tipis dibolak-balik berkali-kali menggunakan dua mangkok yang sama sampai kental (Gambar 2), setelah kental, dimasukan ke dalam gelas atau cangkir dan siap disungguhkan pada konsumen. Cara menyeduhan kopi, sama pada setiap kedai kopi, yang berbeda racikan bubuk kopinya. Racikan kopi tersebut merupakan campuran antara kopi robusta dan kopi arabika.Namun saat ini kopi-kopi siap seduh dalam sase dari bermacam-macam merek sudah merambah ke kedai-kedai kopi di Aceh, lebih praktis, murah dan banyak pilihan rasa. Kondisi ini lambat laun akan mempengaruhi keberadaan kopi tarik khas Aceh, karena konsumen dapat berpindah ke kopi siap seduh tersebut.Keberadaan kopi siap seduh merupakan tantangan bagi peracik kopi untuk meracik kopi dengan rasa yang tidak kalah enaknya. Pemerintah dan masyarakat harus mempertahankan ciri-ciri khas kopi aceh ini, karena peminum kopi akan mencari rasa kopi yang berbeda dengan kopi lainnya. Kedai-kedai kopi harus tetap tampil dengan ke khas-an tersebut, ini ciri dari kopi aceh, dimana dan ke mana konsumen menikmati kopi aceh, rasa dan penampilannya seperti ini.
Pak Surip sebagai
ahli kopi, berkata bahwa” minum kopi dengan gelas besar dibubuhi gula,
yang demikian baru sebatas peminum kopi, sedangkan penikmat kopi
meminum kopi pada gelas kecil, kental dan tidak dicampur dengan gula,
rasanya sangat spesifik”.
|
Friday, May 13, 2016
KOPI TARIK ALA ACEH
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment